Pendidikan Agama Islam

Blog ini memuat materi-materi tentang Pendidikan Agama Islam.

Irfan Fadlilah YouTube Channel

Kunjungi channel YouTube Irfan Fadlilah untuk melihat konten-konten yang bermanfat bagi kehidupan sehari-hari.

Bahasa Arab

Pelajari Pendidikan Bahasa dan atau Sastra Arab. Dalam Blog ini terdapat juga konten-konten yang membahan seputar Pendidikan Bahasa dan atau Sastra Arab.

Ibadah Sehari-hari

Baca artikel yang berkaitan dengan tatacara, dalil pelaksanaan ibadah sehari-hari.

Artikel Inspiratif

Mau baca artikel-artikel yang akan membuat semangat gairah hidup tumbuh kembali.

menyembuhkan sakit kepala tanpa obat

bagi sebagian orang ada yang anti minum antibiotik dan bahkan anti minum obat, yang mungkin banyak alasan yang mereka pegang teguh sesuai dengan keyakinannya masing-masing..
namun yang namanya hidup pasti mengalami sakit yang tidak pandang bulu, siapapun itu, kapanpun itu, jika sudah ditakdirkan sakit, ya harus sakit. salah satu contohnya adalah sakit kepala sebelah atau migren. bagi orang-orang yang mempunyai keyakinan seperti yang saya sebutkan di atas tidak perlu cemas dan khawatir, saya akan berbagi pengalaman yang menyenangkan, karena sayapun punya keyakinan seperti anda, ketika orang banyak mengkonsumsi obat akhirnya akan menjadi ketergantungan dan atau bahkan menjadi kebal obat.. naudzubillah...
sesuai dengan pengalaman yang terbukti alhamdulillah manjur.
kali ini ane mau bagi-bagi tips cara mengobati sakit kepala sebelah atau migren..
tanpa berlama-lama lagi cek it out...
1. langkah pertama bila kita terserang sakit kepala sebelah atau migren kita minum air putih sebanyak-banyaknya...
2. langakah kedua baringkan badan anda di tempat yang nyaman untuk tidur.
3. langkah ketiga rilex kan seluruh otot-otot anda.
4. lupakan segala permasalahan yang anda alami saat itu dan apapun itu.
5. pejamkan mata sampai anda tertidur baik itu pada waktu siang, malam, atau kapanpun ketika penyakit menyerang.
6. saat memejamkan dan me rilex kan tubuh anda sesekali anda minum air putih terus selagi anda bangun sampai tertidur pulas.
7. kemudian rasakan sensasinya ketika anda terbangun dari tidur sakit kepala anda sudah hilang..

Nb: bila sakit berlanjut hubungi dokter, mungkin ada penyebab lain.

menggali cakrawala dengan membaca

oleh; asep irfan
membaca merupakan kegiatan yang mulia. dengan membaca kita bisa dan mampu menguasai berbagai hal keilmuan di dunia ini baik dari segi ilmu dunia dan akhirat.
namun kita mesti faham membaca bukanlah sebagai alat untuk mencapai kesuksesan dalam segi materi, namun dengan membaca kita akan mampu menemukan jati diri suatu bangsa. dalam kegiatan membaca terdapat beberapa jenis yang mesti kita ketahui, yang pertama adalah membaca nyaring dan yang kedua adalah membaca diam.
membaca nyaring disini saya artikan bagi para pemula atau the beginner lah yang baru dapat merangkai kata terlepas tahu artinya atau tidak sih itumah belakangan.
berikutnya yaitu membaca diam, jenis ini diam bukan berarti tidak melakukan apa-apa namun membacanya dengan penuh imajinasi di alam sadar dan penuh penghayatan pada pemahaman sebuah teks yang sedang dibacanya.
Allah berfirman dalam surat al-Alaq iqra' yang artinya bacalah... namun kata iqra disini bisa lebih luas maknanya, saya akan kategorikan menjadi dua bagian besar ke dalam makna hakiqi dan makna majazi, yang pertama makna hakiqi ialah membaca teks tulis yang jelas dan dzohir maknanya, dan yang kedua yaitu makna majazi yang artinya membaca kehidupan.
baca, baca, dan baca..
niscaya kamu akan menguasai dunia dengan peradabannya..
sekian dan terimakasih..

Anak Indigo? nyata atau bulsit?

Fenomena penyakit anak indigo sudah banyak mewabah di Indonesia, namun pada hakikatnya yang terjangkit penyakit anak indigo ini bukan dari anaknya sendiri, tetapi dari sebagian oknum yang mengatasnamakan consultan anak guna meraup keuntungan dan memanfaatkan keserakahan orang tua yang ingin anaknya disebut spesial dibanding dengan anak-anak sesuianya. Sudah menjadi bukti yang sangat kuat bahwa para pemikir atau pakar riset belum mampu mengungkapkan data yang nyata kongkret mengenai jumlah anak indigo di indonesia.

Penyebabnya adalah sifat serakah kita, kurangnya pengetahuan, kurang kritis, dan kurangnya kewaspadaan akan menyebabkan kita terjerumus kedalam jebakan-jebakan peraup keuntungan dengan mengatasnamakan psikiater atau apalah itu yang penting mengadakan pelayanan bimbingan untuk anak-anak indigo katanya,,

Dalam wikipedia dijelaskan Anak indigo atau anak nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Konsep ini merupakan ilmu semu[1] yang didasarkan pada gagasan Zaman Baru pada tahun 1970-an. Konsep ini mulai terkenal setelah diterbitkannya beberapa buku pada akhir tahun 1990-an dan dirilisnya beberapa film satu dasawarsa kemudian. Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai orang yang lebih empatik dan kreatif.

Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial. Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterapkan untuk hampir semua orang (efek Forer). Fenomena indigo dituduh pula sebagai alat untuk menambang uang dari orang tua yang mudah ditipu.

Agar supaya kita melek ilmu pengetahuan baca lagi kutipan dari wikipedia di bawah ini:

Asal usul

Konsep anak indigo pertama kali dikemukakan oleh cenayang Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan buku Understanding Your Life Through Color (Memahami Hidup Anda Melalui Warna)[2] yang menjelaskan bahwa semenjak pertengahan tahun 1960-an, ia mulai menyadari bahwa ada banyak anak yang lahir dengan aura "indigo"[3][4] (dalam publikasi lain Tappe juga mengatakan bahwa warna indigo atau nila berasal dari "warna kehidupan" anak yang ia dapatkan melalui sinestesia[5]). Gagasan ini kemudian dipopulerkan oleh buku yang berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived (Anak Indigo: Anak-anak Baru Telah Tiba) pada tahun 1998. Buku ini ditulis oleh Lee Carroll dan Jan Tober.[6]
Pada tahun 2002, konferensi internasional untuk anak indigo yang dihadiri oleh kurang lebih 600 orang diadakan di Hawaii. Konferensi pada tahun-tahun berikutnya diadakan di Florida dan Oregon. Beberapa film bertajuk indigo juga telah dibuat, seperti Indigo pada tahun 2003[7] yang disutradarai oleh James Twyman.[8] Film mengenai indigo juga dirilis di Rusia pada tahun 2008.[9]
Dalam sebuah artikel di Nova Religio pada tahun 2009, Sarah W. Whedon pada tahun 2009 mengusulkan bahwa konstruksi sosial anak indigo merupakan tanggapan terhadap "krisis anak-anak Amerika" yang tampak dalam bentuk peningkatan kekerasan anak-anak dan diagnosis attention deficit disorder dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Whedon meyakini bahwa orang tua melabeli anak mereka sebagai "indigo" sebagai penjelasan alternatif bagi ADD dan ADHD anak mereka.[3]

Karakteristik

Beberapa ciri anak indigo adalah:
  • Empatik, penuh rasa ingin tahu, berkeinginan kuat, independen, dan sering dianggap aneh oleh teman dan keluarga
  • Mengenal dirinya dan memiliki tujuan yang jelas
  • Memiliki spiritualitas di bawah sadar yang kuat semenjak kecil
  • Meyakini bahwa dirinya layak untuk berada di dunia.
Beberapa ciri lain adalah:[4][6]
  • Memiliki IQ yang tinggi, mempunyai kemampuan intuitif, dan
  • Sering menolak mengikuti aturan atau petunjuk.
Menurut Tober dan Carroll, anak indigo mungkin tidak memiliki performa yang baik di sekolah karena menolak mengikuti aturan, lebih pintar (atau lebih matang secara spiritual) dari guru mereka, dan kurang tanggap terhadap disiplin yang didasarkan pada rasa bersalah, takut atau manipulasi.[8]

Hubungan dengan attention-deficit hyperactivity disorder

Banyak anak yang dilabeli indigo didiagnosis mengidap attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD),[10] dan buku Tober dan Carroll yang berjudul The Indigo Children sendiri menghubungkan konsep indigo dengan diagnosis ADHD.[6] Robert Todd Carroll menyatakan bahwa pelabelan anak-anak sebagai indigo merupakan alternatif dari diagnosis yang seolah menunjukkan ketidaksempurnaan, kecacatan atau penyakit kejiwaan.[10][11] Setelah menghubungkan konsep anak indigo dengan ketakutan terhadap penggunaan Ritalin untuk mengontrol ADHD, Carroll berpendapat bahwa ketakutan akan penggunaan Ritalin telah memperkeruh suasana, dan berdasarkan pilihan yang ada, tentu adalah sesuatu yang masuk akal apabila orang tua lebih memilih meyakini bahwa anak mereka itu spesial dan terpilih untuk misi yang penting daripada menerima kenyataan bahwa anak mereka mengidap penyakit kejiwaan.[11]
Stephen Hinshaw, profesor psikologi di Universitas California, Berkeley, menyatakan bahwa ketakutan akan kelebihan pengobatan terhadap anak itu masuk akal, namun anak berbakat yang didiagnosis ADHD dapat belajar lebih baik dengan lebih banyak struktur, bahkan jika struktur tersebut awalnya mengakibatkan kesulitan. Banyak anak yang dilabeli inidgo telah dimasukkan ke sekolah rumah.[4]

Kritik

Menurut psikolog Russell Barkley, pergerakan Zaman Baru belum menghasilkan satu bukti pun mengenai keberadaan anak indigo, dan 17 sifat yang dikaitkan dengan anak indigo itu merupakan efek Forer (atau dalam kata lain, terlalu umum sehingga dapat dikaitkan dengan hampir semua orang). Konsep indigo dikritik terdiri dari sifat-sifat yang terlalu umum, dan juga dianggap sebagai diagnosis palsu yang sama sekali tidak didukung oleh sains.[4][10] Kurangnya dasar ilmiah untuk konsep indigo diakui oleh beberapa tokoh pendukung indigo seperti Doreen Virtue, pengarang buku The Care and Feeding of Indigos, dan James Twyman, orang yang membuat dua film mengenai indigo.[8]
Ahli kesehatan kejiwaan juga khawatir karena pelabelan indigo dapat menghambat diagnosis dan penanganan yang tepat yang dapat membantu sang anak.[4][8] Ahli lain juga menyatakan bahwa sifat-sifat anak indigo dapat diinterpretasikan sebagai pembangkangan dan kewaspadaan belaka.[10]
Nick Colangelo, profesor di Universitas Iowa, menyatakan bahwa buku indigo pertama seharusnya tidak diterbitkan, dan bahwa "...pergerakan anak indigo itu bukan mengenai anak-anak, dan juga bukan mengenai warna indigo, tapi mengenai orang dewasa yang menyebut diri mereka sebagai ahli dan mengeruk uang dari buku, presentasi dan video."[8]

Komersialisasi

Di artikelnya yang berjudul "Indigo: The Color of Money" (Indigo: Warna Uang), Lorie Anderson menuduh bahwa Twyman dan organisasinya adalah "penipu Zaman Baru yang mencari keuntungan." Menurutnya, kepercayaan akan anak indigo dapat menghasilkan banyak uang dari penjualan buku, video, sesi bimbingan untuk anak-anak, serta sumbangan.[12] Saat ini ada berbagai macam buku, film, kemah musim panas, dan konferensi yang ditargetkan untuk orang tua yang meyakini bahwa anak mereka adalah seorang indigo.


Referensinya:
  1. ^ Stenger, Victor J. (1998-06). "Reality Check: the energy fields of life". Committee for Skeptical Inquiry.
  2. ^ Tappe, NA (1986). Understanding your life through color: Metaphysical concepts in color and aura. Starling Publishers. ISBN 0-940399-00-8.
  3. ^ a b Whedon, Sarah W. (2009-02). "The Wisdom of Indigo Children: An Emphatic Restatement of the Value of American Children" (PDF). Nova Religio 12 (3): 60–76. doi:10.1525/nr.2009.12.3.60. Diakses 2010-06-25.
  4. ^ a b c d e Leland, J (2006-01-12). "Are They Here to Save the World?". The New York Times. Diakses 2009-04-15.
  5. ^ Tappe, NA. "All About Indigos - A Nancy Tappe Website". Diakses 2009-04-15.
  6. ^ a b c Tober J & Carroll LA (1999). The Indigo Children: The New Kids Have Arrived. Light Technology Publishing. ISBN 1-56170-608-6.
  7. ^ "Indigo". Box Office Mojo. Diakses 2012-05-15.
  8. ^ a b c d e Hyde, J (2006-03-09). "Little Boy Blue". Dallas Observer. Diakses 2009-04-15.
  9. ^ "Індиго (2008)" (dalam bahasa Russian). kinopoisk.ru.
  10. ^ a b c d Jayson, S (2005-05-31). "Indigo kids: Does the science fly?". USA Today. Diakses 2007-10-23.
  11. ^ a b Carroll, RT (2009-02-23). "Indigo child". The Skeptic's Dictionary. Diakses 2009-04-13.
  12. ^ Anderson, L (2003-12-01). "Indigo: the color of money". Selectsmart.com. Diakses 2010-09-24

Sebagai manusia yang beragama hendaknya kita memutuskan atau memahami sesuatu apapun itu harus dengan universal jangan dilihat dari satu sudut pandang saja yang nantinya akan membahayakan kita sebagai pelaku kebijakan yang sudah kita tetapkan.
Kenapa saya menyetujui fenomena Indigo ini adalah alat untuk meraup keuntungan belaka? coba kita cermati salah-satu website yang menjelaskan (seolah) syarat-syarat pengidap indigo. kita kritisi bersama-sama ya.

......

diambil dari
http://edratna.wordpress.com/2008/01/15/apakah-anak-anda-termasuk-anak-indigo/

Apakah anak anda indigo?

Untuk mengetahui apakah anak anda atau anda sendiri indigo, jawablah pertanyaan berikut: 1) Apakah anak anda sering bersikap seperti bangsawan? , 2) Apakah anak anda memiliki perasaan pantas diterima?, 3) Apakah anak anda mempunyai perasaan bahwa dirinya dapat dimengerti? , 4) Apakah anak anda sulit menghadapi disiplin dan kekuasaan? , 5) Apakah anak anda menolak untuk mengerjakan hal-hal pasti yang diminta untuk dikerjakan? , 6) Apakah kegiatan antri tak disukai anak anda?,7) Apakah anak anda tidak menyukai sistem yang berorientasi ritual/mekanikal dan sedikit memerlukan kreatifitas? ,8) Apakah anak anda sering dapat mengetahui cara-cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu, baik di rumah atau di sekolah? , 9) Apakah anak anda tidak mudah kompromi? , 10) Apakah anak anda tidak merespon/takut pada ancaman? , 11) Apakah anak anda mudah bosan terhadap pekerjaan yang ditugaskan , 12) Apakah anak anda terlihat mempunyai gejala ADD? , 13) Apakah anak anda kreatif? , 14) Apakah anak anda terlihat mempunyai intuisi yang tajam? , 15) Apakah anak anda mempunyai sikap empati yang menonjol terhadap orang lain? , 16)Apakah anak anda mempunyai pemikiran yang abstract? , 17) Apakah anak anda cerdas? , 18) Apakah anak anda sangat berbakat (yang diidentifikasi sebagai karunia)? , 19)Apakah anak anda terlihat sebagai pengkhayal? , 20) Apakah mata anak anda terlihat memancarkan mata orang dewasa, bijak dan dalam? . 21) Apakah anak anda mempunyai kecerdasan spiritual?
Jika anda mempunyai 10 jawaban “Ya”, maka anak anda kemungkinan adalah indigo. Jika jawaban “Ya” lebih dari 15, maka anak anda dipastikan sebagai anak indigo.
.....................


Pertanyaan-pertanyaan di atas seolah menjebak kita untuk memasuki dunia yang sudah mereka rancang sedemikian rupa untuk meraup keuntungan dari kecemasan orang tua yang berlebihan kepada buah hatinya, dan coba anda buktikan sendiri di akhir tulisannya dicantumkan alamat praktek/konsultasi/bimbingan yang mereka rencanakan. hati-hati ya,, selama kita atau anak kita normal bisa berinteraksi dengan teman-temannya dan dapat merespon atas apa yang kita sampaikan kepadanya dengan baik tidak usah khawatir dan tidak perlu dikonsultasikan kepada ahli, dan saran saya kalo mau konsultasi ke Psikolog Psikiater dan apapun namanya itu jangan terlalu di aminin 100% cukup 70% aja sisanya kita yang memutuskan anak kita, kenapa? karena itu anak kita loh, bukan anak mereka (sikolog/sikiater).... dan intinya banyak baca karya-karya ilmiyah hasil riset (penelitian) yang insya Allah sangat mendekati pada kebenaran so gak usah khawatir ok,,,

Kalo masih kurang yakin saya tampilkan kutipan yang menyesatkan dan mengakibatkan salah penanganan akibat pengaruh fenomena indigo ini.

......
masih dari situs yang sama

Tips untuk mendidik anak indigo
Wendy Chapman, memberikan 10 tips untuk mendidik anak-anak indigo, sebagai berikut:
  1. Perlakukan mereka dengan penuh penghargaan. Jika anda tidak menunjukkan penghargaan kepada mereka, mereka juga akan demikian, walaupun anda mempunyai otoritas atau kekuasaan.
  2. Dengarkan pendapat mereka. Mereka perlu tahu bahwa anda peduli dan mengenali sistem nilai mereka.
  3. Kembangkan kemampuan mereka. Beri mereka pilihan, seperti misalnya tipe produk yang akan dipelajari, apa perintah untuk pekerjaan yang harus dilakukan, pilihan antara dua kegiatan. Memiliki suara yang didengar membuat rasa yang berbeda atas penghargaan diri, biasanya akan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pilihan yang sudah mereka buat dan konsekuensinya akan memperbaiki sikap mereka terhadap anda dan terhadap pendidikan.
  4. Bangunlah sikap koperatif dan hindari memberi perintah. Anak indigo tidak akan peduli terhadap hal-hal yang dimaksudkan untuk mengontrol mereka. Merka akan peduli terhadap perlakuan yang bersifat adil dan baik.
  5. Bantu mereka melakukan hal yang berbeda. Jika mereka frustasi, misalnya pekerjaan sekolah, sehingga mereka merasa sendiri di dunia, bantulah mendorong mereka untuk berbuat sesuatu yang positif untuk merubahnya. Seperti menulis surat, karya tulis, puisi, membuat poster, T shirt, mengorganisasi kelompok diskusi.
  6. Bantu mereka membangun bakat dan kemampuannya. Dorong mereka untuk kreatif dan berani mengekspresikan kepribadian merka yang unik.
  7. Bersikap toleran terhadap emosinya yang ekstrim. Bantu mereka membuat keseimbangan menggunakan aromaterapi, ijinkan mereka minum air putih di kelas, bersikap tenang, atau latihan visualisasi.
  8. Dorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Indigo dilahirkan untuk menjadi sumber kedamaian. Dorong mereka untuk melatihnya. Hal ini akan membangun komunikasi dan welas asih. Jadilah pembimbingnya dalam hal ini.
  9. Jelaskan MENGAPA untuk semua hal. Mengapa ada aturan, mengapa mereka perlu untuk mengerjakan pekerjaan rumah/sekolah. Mengapa dunia seperti ini? Jika anda tidak mempunyai jawabannya, pahami rasa frustasi mereka dan tunjukkan sikap empati.
  10. Kurangi obat-obatan untuk ADD. Indigo bukan ADD, tapi indigo secara alamiah memberikan perhatian pada sesuatu secara selektif. Jika mereka dapat fokus pada sesuatu yang mereka pilih untuk jangka waktu yang lama,kemungkinan anak ini indigo, bukan ADD. Walaupun nampaknya ada masalah pada perhatian, carilah alternatif terapi, bukan dengan Ritalin, jangan menekan kreatifitas alamiah dan kepemimpinan indigo, tetapi bantulah untuk mengorganisir.
Sebagai orangtua, anda juga harus membuat anak indigo disiplin, dan membuat mereka belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau tidak. Dan belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil, dan berikan batas toleransi yang pantas. Katakan yang sesungguhnya sesuai dengan umurnya, dan jangan bohong karena mereka akan tahu. Katakan bahwa dia dicintai dan peluk sebanyak mungkin.

......
Mari kita kritisi per ponter..

katanya: Tips untuk mendidik anak indigo "padahal menjerumuskan"
Wendy Chapman, memberikan 10 tips untuk mendidik anak-anak indigo, sebagai berikut:
  1. Perlakukan mereka dengan penuh penghargaan. (semua anak juga sama kalee.. butuh penghargaan)
  2. Dengarkan pendapat mereka. (semua anak juga sama kalee.. harus didengarkan pendapatnya suapaya secara psikologis mereka diterima dan dihargai)
  3. Kembangkan kemampuan mereka. (wah yang ini mah pasti dong.. semua anak juga sama kalee..)
  4. Bangunlah sikap koperatif dan hindari memberi perintah. (dan lagi-lagi semua anak juga sama kalee..)
  5. Bantu mereka melakukan hal yang berbeda. (beRbedA ???? maksud loh.... berbeda apanya hayoooOOO...!!!!!)
  6. Bantu mereka membangun bakat dan kemampuannya. (yah yang itumah semua anak juga sama kalee..)
  7. Bersikap toleran terhadap emosinya yang ekstrim. (eSkrim?... eh maksudnya ekstriM.. masa sih??)
  8. Dorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. (waduh... rempong.. semua anak juga sama kalee..)
  9. Jelaskan MENGAPA untuk semua hal. (weys... semua anak juga sama kalee.. demi pengetahuan kan bagus...)
  10. Kurangi obat-obatan untuk ADD. (waAh poin ini yang palih saya benci dan menyesatkan... bAhaYaaAAA... bisa salah penangannan tuh bagi anak kita.. teEEr lAaluuUU...)
Dan katanya sok bijak...
"Sebagai orangtua, anda juga harus membuat anak indigo disiplin, dan membuat mereka belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau tidak. Dan belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil, dan berikan batas toleransi yang pantas. Katakan yang sesungguhnya sesuai dengan umurnya, dan jangan bohong karena mereka akan tahu. Katakan bahwa dia dicintai dan peluk sebanyak mungkin."

Jadi intinya dari saya kita harus hati-hati terhadap segala pengaruh roh jahat yang akan menyesatkan kita... keep smile...

ORANG TUA YANG BAIK

Oleh: Asep Muhammad Irfan Fadlilah

Rasulullah Muhammad mewasiatkan kepada umatnya tentang bagaimana pentingnya seorang ibu dibanding orangtua-orangtua yang lainnya, hal ini mengindikasikan bahwa pengorbanan, penerimaan, dan keikhlasan seorang ibu harus tuntas jangan setengah-setengah. Kasih sayang yang didasari dengan setengah hati akan berakibat fatal bagi psikologi anak. 
Sebelum kita jauh melangkah menjelajahi model orang tua yang baik ini seyogyanya kita harus menyamakan persepsi bagaimana kita memahami arti dari kata orang tua dan arti kata baik selain dua kata ini kita juga harus mengerti apa yang dimaksud dengan pedidikan dalam buku ini, karena ruang lingkup kajian orang tua tidak akan terpisahkan dengan wilayah didikannya, kenapa ada orang tua? Karena ada orang yang menuakannya.

 Orang Tua ?
 
Apa yang anda pikirkan dalam benak anda saat saya menulis orang tua? kemungkinan besar tashawur anda menggambarkan dua sosok pejuang kehidupan yaitu Ayah dan Ibu. Namun saya mempunyai gambaran yang agak berbeda, coba cermati baik-baik saya akan memberikan dua kata yang hampir serupa tapi tak begitu sama: orang tua dengan kedua orang tua. Karena, dalam kamus al-Bisri kata waalidaini tidak diartikan sebagai orang tua tetapi artinya adalah ayah dan ibu (al-Bisri: 787), dan kata orangtua tidak diartikan sebagai waalidaini tetapi diartikan syaikhun atau syuyuukhun (al-Bisri: 232). Dari ketidak konsistenan al-Bisri dalam mengartikan ini memaksa logika saya untuk berpetualang sehingga menghasilkan rumusan medan makna terhadap kata orang tua yang akan saya jelaskan pada pembahasan berikutnya.
Sekarang perhatikan dalam mengambil sikap. Menurut hemat saya tidak dibenarkan orangtua berikap seperti belanda terhadap Indonesia yang menjajah selama 350 tahun lamanya bahkan lebih, apalagi seperti jepang walaupun sebentar tetapi sangat menyiksa. Akan lebih indah jika orang tua itu menjadi tempat berteduh ketika panas, menjadi payung ketika adanya hujan, menjadi selimut saat kedinginan, menjadi kendaraan saat hendak pergi ke suatu tempat, menjadi anti virus yang melindungi dokumen-dokumen penting dalam komputer, menjadi buku bagi yang sedang belajar, menjadi lampu merah bagi kendaraan-kendaraan yang sedang melintas di perempatan, menjadi kamus bagi penutur bahasa asing, dan banyak lagi istilah yang pantas disandang oleh orang tua. Yang terpenting adalah orangtua harus tau posisi kebutuhan wilayah didiknya dibanding keinginan dirinya.
Berbicara tentang kebutuhan dan keinginan, kedua bagian ini rasanya sulit untuk dipisahkan. Orang yang cerdas bukan berarti orang yang minum obat minyak angin tetapi orang cerdas adalah orang yang mampu membedakan dan mampu mengaplikasikan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Tidak setiap keinginan itu kebutuhan, dan ingat satu kali lagi tidak setiap keinginan itu kebutuhan, dan tidak setiap keinginan itu harus kita wujudkan, pertimbangkanlah dengan wilayah didikan kita, yang harus kita penuhi dan usahakan adalah kebutuhan bukan keinginan, dan jangan mencoba-coba untuk berhedonis ria dalam memilih kedua aspek ini jika tidak ingin berdampak negatif pada wilayah didikan kita.
Melanjutkan pembahasan awal dalam memahami arti kata orangtua dalam bahasan ini bukan berarti orang yang sudah tua tetapi orang tua adalah yang mempunyai kewajiban mendidik, mengayomi, dan memberi contoh yang baik bagi anak didiknya. Dalam ilmu semantik pada sub kajian medan makna kata orang tua di sini saya kategorikan tidak hanya mencakup Ibu dan Ayah saja, namun di dalamnya adalah Kakak, Kakek Nenek, Paman Bibi, Suami, Guru, Bos atau Atasan, Senior, dan Teman.
Seorang kakak jelas mendapatkan posisi penting sebagai orang tua, karena harus mejadi contoh bagi adik-adiknya. Kakek dan nenek di sinipun harus memahami posisi penting ini, karena sebagai anggota keluarga tertua harus mampu mencerminkan sikap yang baik. Sedangkan posisi kedua terpenting setelah keluarga adalah guru yang harus mampu mewakili keseluruhan aspek orangtua dalam cakupan darah atau keluarga. Bos atau atasan yang baik adalah atasan yang tahu akan keadaan, minat, dan kemampuan anak buahnya, ingat kemampuan manusia tak sama. Sikap egoisme senioritas sangat berpengaruh tehadap perkembangan pola pikir dan masa depan wilayah didikannya, hal ini saya anggap penting seorang senior memahami posisinya sebagai orang tua, sehingga kudeta minat dan bakat wilayah didikannya tidak akan terjadi. Pribahasa Arab yang berbunyi “syodikuka man abkaka la man adlhakaka” yang artinya teman sejatimu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa, ungkapan ini bermaksud menjelaskan posisi teman yang baik itu adalah yang membuatmu menangis dan menyadari perbuatan yang salah sehingga lekas memperbaikinya, bukannya membiarkan perbuatan yang salah tersebut. Dalam idiom bahasa sunda nyaah dulang yang berarti memberikan kasih sayang yang membabi-buta, hal ini sebaiknya menjadi pertimbangan orang tua dalam memberikan kasihsayangnya. 
Kita lihat kerangka medan makna pada kata orangtua mencakup bagian-bagian yang akan saya bahas pada buku ini adalah sebagai berikut:


 


Dengan gambaran di atas kita dapat memahami wilayah cakupan pengasukan anak didik, sehingga kita tahu dimana dan bagaimana posisi kita menjadi orang tua. 
Untuk memperkuat logika saya tentang kajian medan makna pada kata orang tua ini saya analogikan sebagai berikut: rumah berpasangan dengan penghuninya, matahari dengan manusia, lampu merah dengan pengendara mobil, air dengan ikan, cahaya dengan mata. Jadi intinya adalah adanya sub korelasi yang penting antara kedua bagian tersebut, supaya lebih paham coba perhatikan kalimat berikut: ayah ibu wilayah didikannya adalah anak, kakak wilayah didikannya adalah adik, kakek nenek wilayah didikannya adalah cucu, paman bibi wilayah didikannya adalah keponakan, suami wilayah didikannya adalah istri, guru wilayah didikannya adalah murid atau siswa, senior wilayah didikannya adalah junior, sednagkan teman wilayah didikannya adalah teman. Jika kita sudah paham akan wilayah didikan kita dan mampu memfungsikan aspek kebutuhan dalam mendidik, insya Allah jalan kita dalam mendidik akan terarah, sehingga tujuan dari masing-masing indikator tujuannya akan tercapai.