1. Muhassinat Ma’nawiyah dan Muhassinat Lafdziyah
A.
Muhassinat
Al-lafzhiyah
Dalam (Ahmad Yani Ar:2012) Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa محسّنات
اللّفظية yaitu
keindahan-keindahan lafazh, dengan kata lain seperti yang dijelaskan dalam
kitab Ilmu Balaghoh (Muhsin, 2002: 115) dijelaskan bahwa محسّنات
اللّفظية yaitu cara
memperindah kalam yang menitikberatkan pada memperindah lafazh.
Dalam pemabagian pembahasannya, محسّنات
اللّفظية diabagi pada tiga
pokok bahasan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Albalaghotu Alwadhihah, tiga
pokok bahasan tersebut yaitu :
1. الجناس yaitu kemiripan
pengungkapan dua lafazh yang berbeda makna.
Dalam Juahr Maknun dijelaskan
منه الجناس وهو
ذو تمام # مع اتحاد الحرف والنّظام
ومتماثلا دعى
إن ائتلف # نوعا ومستوفى اذاالنّوع اختلف
لن يعرف الواحد
إلا واحدا# فاخرج عن الكون تكن مشاهدا
Dari sebagian Badi' lafzhi ialah badi' Jinas, yaitu
sempurna serta sama huruf dan susunannya. Disebut : mutamassil kalu sama
macamnya dan disebut : mustaufi kalau berbeda. Seperti : tidak akan mengetahui
orang yang menyendiri kecuali kepada Dzat Yang Esa dan keluarlah kamu dari
keadaan makhluk tentu kamu bermusyahadah
الجناس هو أن يتشا به اللفظان في
النطق ويختلفا في المعني والجناس نوعان جناس تام هو ما اتفق
فيه اللفظان في عدد الحروف ونوعها و في شكلها وترتيبها
- وغير تام هو ما اختلف فيه اللفظان في واحد من
الآمور الاربعة المتقدمة
Jinas adalah dua lafadz yang mempunyai persamaan dalam
pengucapan, sedang artinya berbeda. Jinas terbagi dua; jinas tam ( جناس تام)
yaitu jika dua lafadz tersebut ghairu tam ( جناس غير
تام ) yaitu apabila di
dalam dua lafadz tersebut memiliki perbedaan salah satu dari yang empat’.
Para ahli ilmu badi’ mengemukakan, bahwa gaya bahasa jinas
ini dapat meningkatkan keindahan uslub, serta mempercantik ritmenya. Namun yang
perlu di ketahui bahwa kelebihan tersebut baru akan terwujud apabila gaya bahasa
jinas terjadi secara alami dan tidak di buat-buat.
2. الإقتباس
. dalam Jauhr Maknun dijelaskan bahwa iqtibas yaitu
تضمين الكلام
نثرا أونظما شيئا من القرآن والحديث لا أنّه منه......
Yaitu kalam dengan natsar atau nazhom yang menyimpan
sesuatu dari Alquran
Iqtibas ialah mengutip sesuatu dari Al-Quran atau
hadis, lalu disertakan ke dalam suatu kalimat prosa atau syair tanpa dijelaskan
bahwa kalimat yang dikutip itu dari Al-Quran atau hadis.
Contoh iqtibas:
Abul Mu-min Al-Ashfahani berkata:
لا تَغُرَّنَّكَ مِنَ الظَّلَمَةِ
كَثرَةُ الجُيُوشِ وَالأَنصَارِِ، إِنَّمَا يُؤَخِرُهُم لِيَومٍِ تَشخَصُ فِيهِ
الآَبصَارُ.
Jangan sekali-kali kamu terbujuk oleh banyaknya
pasukan dan pembantu orang-orang penganiaya. Sesungguhnya kami menangguhkan
mereka sampai suatu hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelak (Qs.
Ibrahim 42).
3.
الشجع . dalam Jauhr Maknun dijelsakan bahwa Syaja' yaitu
توافق
الفاصلتين من النثر على حرف واحد
Bersamaan dua fashilah (kalimat akhir)
dari natsar dengan satu huruf
Saja’ adalah: cocoknya huruf akhir dua fashilah
atau lebih. Sajak yang paling baik ialah yang bagian-bagian kalimatnya
seimbang.
Contoh saja’:
اَللَّهمَّ أَعطِ مُنفِقًَاخَلَفًا
وَاَعطِ مُمسِكًاتَلَفًا
Ya Allah berilah pengganti bagi
orang yang berinfak dan berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
Pada contoh diatas kita dapatkan dua bagian kalimat
yang huruf akhirnya sama. Kalimat yang demikian disebut dengan saja’. Sedangkan
kata yang terakhir dari setiap bagian kalimat disebut fashilah.
B.
Muhassinat
Al-Ma'nawiyah
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa محسّنات المعنوية
yaitu keindahan-keindahan makna, dengan kata lain seperti yang dijelaskan dalam
kitab Ilmu Balaghoh (Muhsin, 2002: 115) dijelaskan bahwa محسّنات
المعنوية yaitu cara
memperindah kalam yang menitikberatkan pada memperindah makna.
Dalam pemabagian pembahasannya, محسّنات
المعنوية diabagi pada
beberapa pokok bahasan, seperti yang dijelaskan
Dr. Yayan Nurbayan M.Ag dalam buku pengantar Ilmu Balaghoh , pokok-pokok
bahasan tersebut yaitu :
1. Tauriyah التورية
Secara leksikal
Tauriyah yaitu bermakana tertutup atau tersembunyi. Sedangkan secara
terminolgis tauriyah yaitu :
أن يذكر
المتكلم لفظا مفراداله معنيان, أحدهما قريب ظاهر غير مراد, والأخر بعيد خفي هو
المراد بقرينة, ولكنّه ورى عنه بالمعنى القريب, فيتوهم السامع لأول وهلة أنه مراد
وليس ذلك.
Seseorang yang berbicara
menyebutkan lafazh yang tunggal, yang mempunyai dua macam arti. Yang pertama
arti yang dekat dan jelas, tetapi tidak dimaksudkan, dan yang lain makna yang
jauh dan samar, tetapi yang dimaksudkan dengan ada tanda-tanda, namun orang
yang berbicara tadi menutupinya dengan makna yang dekat. Dengan demikian
pendengar menjadi salah sangka sejak semulanya bahwa makna yang dekat itulah
yang dikehendaki, padahal tidak.
Pengertian tauriyah berdasarkan pengertian diataas yaitu
penyebutan suatu kata yang bersifat polisemi, yaitu jenis kata yang mempunyai
makna kembar. Makna pertama adalah makna yang dekat dan jelas, namun makna itu
tidak dimaksudkan, sedangkan makna kedua adalah makna yang jauh dan samar,
namun makna itulah yang dimaksudkan.
a. Tauriyah
Mujarodah
Yaitu tauriyah yang tidak dibarengi
dengan sesuatu yang sesuai dengan dua macam arti, seperti jawaban nabi Ibrahim
as ketika ditanya oleh Tuhan tentang istrinya. Ia mengatakan هذه أختى
ini saudaraku (seagama). Nabi Ibrahim as memaksudkan kata أختى
adalah saudar seagama.
b. Tauriyah
Murasyahah
Yaitu suatu tauriyah yang setelahnya
dibarengi ungkapan yang sesuai dengan makna yang dekat. Tauriyah ini dinamakan
murasyahah karena ia menyertakan ungkpan yang sesuai dengna makna dekat
sehingga penutupan menjadi lebih kuat.
c. Tauriyah
Mubayyanah
Yaitu salah satu jenis tauriyah yang
disebutkan padanya ungkapan yang sesuai untuk makna yang jauh. Dinamakan
mubayyanah karena ungkpan tersebut dimunculkan untuk menjelaskan makna yang
ditutupinya.
d. Tauriyah
Muhayyanah
Yaitu tauriyah yang tidak terwujud
kecuali dengan lafazh sebelum atau sesudahnya.
Tauriyah muhayyanah sendiri terbagi menjadi dua :
a)
Sesuatu yang
dipersiapkan dengan lafazh yang terletak sebelumnya
b)
Sesuatu yang
dipersiapkan dengan lafazh yang terletak sesudahnya
2. Musyakalah المشاكلة.
Yaitu merupakan bentuk mashdar dari kata شاكل. Secara leksikal
kata tersebut bermakna saling membentuk. Salah satu makna terminologisnya
dikemukakan oleh Ahmad al-Hasyimi dalam kitabnya Jawahirul Balaghoh sebaga
berikut :
المشاكلة هي أن
يذكر الشيئ بلفظ غيره لوقوعه في صحبته كقوله تعالى تعلم ما في نفسى ولاأعلم مافي
نفسك : ولا أعلم ماعندك
Menuturkan suatu ungkapan bersamaan dengan ungkpan lain,
yang kedudukannya berfungsi sebagai, pengimbang, seperti firman Allah Ta'ala:
" Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, akan tetapi aku tidak
mengetahui sesuatu yang ada pada diriMu, sesuatu yang ada pada diriMu disini
maksudnya adalah sesuatu yang ada
pada sisiMu
3.
Istikhdam إستخدام.
Yaitu :
ذكر اللفظ
بمعنى وإعادة ضمير أو اسم إشارة بمعنى أخر
Menyebutkan suatu lafazh yang mempunyai
makna dua, sedangkan yang dikehendaki adalah salah satunya. Setelah itu
diulangi oleh kata ganti dhamir yang kembali kepadanya atau denagn isim isyaroh
dengan makna yang lain, atau diulangi dengan dua isim dhamir, sedangkan yang dikehendaki
oleh dhamir yang kedua bukan yang dikehendaki oleh dhamir yang pertama.
4.
Muqobalah المقابلة. Yaitu :
أن يؤتى بمعنين
متوافقين أو أكثر ثمّ يؤتى بما يقابل ذلك على الترتيب
Muqobalah
adalah menegmukakan dua makna yang sesuai atau lebih kemudian mengemukakan
perbandingannya secara tertib.
5.
Ta'kid Al-Madh
bima yusbih Al-Dzamm تأكيد المدح بما يشبه الذم.
bagian ini terbagi pada dua bentuk :
a)
Menafyikan suatu sifat
tercela setelah mendatangkan sifat terpuji
b)
Menetapkan sifat pujian kemudian
diikuti oleh istisnadan sifat pujian lainnya.
6. I'tilaf
al-lafzhi ma'a al-ma'na إعتلاف اللفظ مع المعنى. Salah satu definisinya yaitu :
الجميع بين
متناسبين لفظا ومعنى وتسمى بالتناسب والتوافق والأتلاف
Menghimpun dua perkataan yang saling
terkait baik lafalnya maupun maknanya. Istilah ini dinamai juga dengan istilah
tanasub (terkaitan), tawaquf (kesesuaian), dan i'tilaf (adanya pertalian).
7.
Al-jam'u wa
al-tafriq الجمع و التفريق. Aljam'u yaitu :
أن يجمع
المتكلم بين متعدد تحت حكم واحد
Seorang mutakallim menghimpun bebrapa
lafazh dibawah satu hukum
Adapun makna Tafriq yaitu :
هو أن يعمد
المتكلم إلى شيئين من نوع واحد فيوقع بينهما تباينا وتفريقا بذكر ما يفيد معنى
زائدا فيما هو بصدده من مدح أو ذم أو نسيب أو غير ذلك من الأغراض.
Seorang mutakalim sengaja menyebut dua
hal sejenis, kemudian dia mengungkpakna perbedaan dan pemisahan diantara
keduanya. Pengungkapan penjelas ini bertujuan untuk memuji, mencela,
menisbatkan, dan tujuan-tujuan lainnya.
8.
Husn at-ta'lil حسن التعليل
حسن التعليل أن
ينكر الأديب صراحة أو ضمنا علة شيئ المعروفة, ويأتى بعلة أديبة طريفة تناسب الغرض
الذى يرمى إليه
Husn al-Ta'lil adalah seorang
sastrawan, ia mengingkari secara terang-terangan ataupun tersembunyi terhadap
alasan yang diketahui umum bagi suatu peristiwa, dan sehubungan dengan ituia
mendatangkan alasan lain yang bernilai sastra dan lembut yang sesuai dengna
tujuan yang ingin dicapainya.
9.
Istihrad dan iththirad yaitu susunan syi'ir atau kalimat yang mempunyai tujuan
awal, tetapi pada pertengahan baris atau kalimat tersebut, si penyair membahas
atau membicarakan hal lain yang menyimpang dari tujuan awalnya, kemudian ia
kembali ketujuan semula.
10. Taujih atau Ilham yaitu
هو أن يؤتى
بكلام يحتمل معنيين متضادين على السّواء كهجاء ومديح ليبلغ القائل غرضه بما لا
يمسك عليه
Yaitu mendatangkan kalimat yang memungkinkan dua makna
yang berlawanan secara seimbang, seperti mengejek, memuji, agar orang yang
mengucapkan dapt mencapai tujuannya, yaitu tidak memaksudkan pada salah satunya
secara eksplisit.
11. Thibaq yaitu :
الجمع بين
لفظين مقابلين في المعنى وبسمى بالمطابقة وبالتّضاد
Berhimpunnya
dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut saling berlawanan
dari segi maknanya ( Ali Al-Jarim dan Musthafa Ustman, 403)
12. Thayy dan nasyr
yaitu :
أن يذكر متعددة
ثمّ يذكر مالكل من افراده شائعا من غير تعيين اعتمادا على تصرف السامع في تمييز ما
لكل واحد منها ورده إلى ماهو له
Yaitu menyebutkan bebrapa makna
kemudian menuturkan makna untuk masing-masing satuannya secara umum dengan
tanpa menentukan, karena bersandar kepada upaya pendengar dalam membedakan
makna untuk masing-masing dari padanya dan mengembalikan yang untuk semestinya.
13. Mubalaghoh
yaitu
المبالغة وصف
يدعى بلوغه قدرايرىممتنعا أو نائبا وهو على أنحاء تبليغ أو إغراق أو غلة جاء
Yaitu ekspresi ungkapan yang mengabarkan sesuatu hal
secar berlebihan yang tidak mungkin (tidak sesuai denga kenyataan). Badi jenis
ini ada tiga macam yaitu :
a)
Tabligh
b)
Ighroq
c)
Ghuluw
Dalam Kitab Ilmu Balaghoh karanagn K.H
Wahab Muhsin dijelaskan bahwa pokok bahasan محسّنات
المعنوية yaitu :
1. التورية At-tauriyah yaitu
:
أن يذكر
المتكلم لفظا مفرادا له معنايين, قريب غير مراد وبعيد خفي وهو المراد
Bahwasannya mutakallim menyebutkan satu
lafadz yang mempunyai dua makna, makna yang dekat tidak dimaksud dan makna jauh
yang samar yang dimaksud.
2.
الطّباق Athibaq yaitu :
الجمع بين
الشيئ وضدّه في الكلام
Menyebutkan dua makna yang berlawanan
didalam kalam
a)
Thibaq Ijab
b)
Thibaq Salab
3. المقابلة Almuqobalah yaitu
:
أن يئتى بمعنين
أو أكثر ثم يؤتى بما يقابل ذلك على الترتيب
Mendatangkan
dua pengertian atau lebih, kemudia didatangkan pengertian lain yang membandingi
pengertian pertama
4.
مراعة النّظير Muro'atu
Anadzir yaitu :
الجمع بين
أمرين أو أمور مناسبة لا علي حهة التضاد
Menyebutkan dua hal atau lebih yang
diantara keduanya terdapat munasabah tetapi tidak berlawanan
5.
الإستخدام
Al-Istikhdam yaitu :
ذكر لفظ مشترك
بين معنين يراد به إحدهما وبعاد عليه ضمير بمعنى الأخر
Menyebutkan dua lafazh yang mempunyai
dua makna yang dengan lafazh tersebut dimaksudkan salah maknanya kemudian
dikembalikan pada lafadz tersebut dlomir dengan makna lain
6.
الجمع Aljam'u yaitu :
أن يجمع المتكلم بين المتعدد تحت حكم واحد
Bahwasannya
mutakallim mengumpulkan beberapa hal pada satu hukum
7.
التفريق At-Tafriq, yaitu
:
أن يفرّق بين أمرين من نوع واحد في اختلاف حكمها
Membedakan dua
hal yang sejenis karena berbeda hukumnya
8.
التقسيم At-Taqsim, yakni
dibagi pada tiga pembahasan :
a)
Menyebutkan semua bagian dari suatu hal secara lengkap
b)
Menyebutkan bberapa hal yang mempunyai hukum kemudian
menetapkan hukum-hukum itu kepada masing-masing
c)
Menyebutkan keadaan suatu hal kemudian dihubungkan kepada
suatu ynag layak bagi hal tersebut.
9. تأكيد الذمّ بما يشبه المدح
Ta'kidul adzammi bima yusybihu almadhi yakni memperkuat pujian dengan
sesuatu yang menyerupai celaan. Badi' ini terbagi menjadi dua :
a)
Mengecualikan sifat pujian dari celaan yang dinafyikan
b)
Mengecualikan sifat pujian yang ditetapkan sebelumnya
10. تأكيد المدح بما يشبه الذم Ta'kidul aalmadhi bima yusybihu adzammi
yaitu memperkuat celaan dengan mneyerupai pujian. Badi' ini terbagi dua
:
a)
Mengecualikan sifat celaan dari sifat pujian yang
dinafyikan
b)
Mengecualikan sifat celaan dari celaan yang ditetapkan
11. حسن التعليل husnu At-ta'lil yaitu seorang
sastrwan mengingkari alasan bagi suatu hukum yang sudah masyhur baik secar
tegas maupun tidak, kemudian mendatangkan alasan lain yang bagus dan lucu
karena mengandung kelembutan dan kejelian pemikiran.
12. تجاهل العارف tajahula ala'rif yaitu
سؤال المتكلم عمّا يعلمه حقيقة تجاهلا لنكته
Pertanyaan si
mutakallim tentang suatu yang sebetulnya dia ketahui karena pura-pura untuk
stau tujuan
13. المشاكلة almusyakalah
أن يذكر الشيئ بلفظ غيره لوقوعه بصحبة
Menyebutkan
sesuatu dengan lafazh lain karena terjadinya bersamaan
14. العكس Al-'Aksu yaitu :
أن يقدّم في
الكلام جزءا ثمّ نعكس بأن تقدّم ما أخرت وتؤخّر ما قدّمت
Bahwasannya kmu mendatangkan satu
bagian kalam kemudian mengembalikannya, yakni dengan jalan mendahulukan yang
kamu akhirkan dan mengakhirkan apa yang kamu dahulukan.
15. الأسلوب الحكيم
uslubul hakim yaitu :
تلقي المخاطب بغيرما
يترقبه
Bahwasannya si
mukhotob mendapatkan selain apa ynag ditunggu-tunggunya
Adapun dalam kitab Albalaghotu
Alwadihah di jelaskan lebih spesifik, yakni pokok bahasan محسّنات
المعنوية hal 263 yaitu :
1-
التورية : أن يذكر المتكلم لفظا مفردا له معنيان قريب ظاهر غير مراد وبعيد خفي
هو المراد
2-
المقابلة : أن يؤتى بمعنيين أوأكثر ثمّ يؤتى بمايقابل ذلك على الترتيب
3- حسن التعليل :
أن ينكر الأديب صراحة أو ضمنا علة الشيئ المعروفة و يأتى بعلّة أدبيّة طريفة تناسب
الغرض الذى يقصد إليه
4- تأكيد المدح
بمايشبه الذم وعكسه
تأكيد المدح بمايشبه الذم:
أ-
أن يستسنى من صفة ذم منقية صفة مدح
ب-
أن يثبت لشيئ صفة مدح, ويؤتى بعدها بأداة استئنا تلبيها صفة مدح أخرى
تأكيد الذم
بمايشبه المدح:
أ-
أن يستسنى من صفة مدح منقية صفة ذم
ب-
أن يثبت لشيئ صفة ذم, ويؤتى بعدها بأداة استئنا تلبيها صفة ذم أخرى
5- أسلوب الحكيم : تلقى المخاطب بعير مايترقبه إمّا
بترك سؤاله والإجابة عن سؤال لم يسأله, وإمّا بحمل كلامه على ماكان يقصد, إشارة
إلى أنّه كان ينبغي له أن يسأل هذا السؤال أو يقصد هذا المعنى.