Analisis isi
tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya. Hanya saja, karena teknik
ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik kuantitatif maupun
kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan itu.Penggunaan
analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan pendekatan
lainnya.
a. Awal
mula harus ada fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa
peneliti harus lebih dulu dapat merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti
dan semua tindkan harus didasarkan pada tujuan tersebut.
b. Langkah
berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan di uji, memilih objek
penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitan berhubungan
dengan data-data verbal (hal ini umumnya ditemukan dalam analisis isi), maka
perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian
berhubungan dengan pesan-pesan dalam suatu media, perlu di lakukan identifikasi
terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.
Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi.
Janis menjelaskan klasifikasi sebagai berikut:
a. Analisis
isi pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab
akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata diucapkan yang dapat
mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap produk sikat gigi A.
b. Analisis
isi semantik, di lakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut maknanya.
Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
ü Analisis
penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek
tertentu (orang, benda, kelompok, atau konsep) dirujuk.
ü Analisis
penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi seberapa sering
karakterisasi dirujuk (misalnya referensi kepada ketidakjujuran, kenakalan,
penipuan, dan sebagainya).
ü Analisis
pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu
dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini secara kasar di sebut analisis
tematik. Contohnya, referensi terhadap perilaku nyontek di kalangan mahasiswa
sebagai maling, pembohong dan sebagainya.
ü Analisis
sarana tanda (sign-vechile), dilakukan untuk mengklasifikasi isi pesan melalui
sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks
muncul.
Dalam penelitian kualitatif,
penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol
yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimana
simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Dan sebagaimana penelitian kualitatif
lainnya, kredebilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi
memerlukan peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut
fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada
umumnya.
Dapat dipahami bahwa makna simbol
dan interaksi amat majemuk sehingga penafsiran ganda terhadap objek simbol
tunggal umumnya menjadi fenomena umum dalam penelitian sosial. Oleh karena itu
, analisis isi menjadi tantangan sangat besar bagi peneliti itu sendiri. Oleh
karena itu, pemahaman dasar terhadap kultur dimana komunikasi itu terjadi amat
penting. Kultur ini menjadi muara yang luas terhadap berbagai macam bentuk
komunikasi di masyarakat.
Pada penelitian kualitatif, terutama
dalam strategi verifikasi kualiatif, teknik analisis data ini diangap sebagai
teknik analisis data yang sering digunakan.Namun selain itu pula, teknik
analisis ini dipandang sebagai teknik analisis data yang paling umum.Artinya,
teknik ini adalah yang paling abstrak untuk menganalisis data-data kualitatif.
Content analysis berangkat dari anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosial bahwa
studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu
sosial. Deskripsi yang diberikan para ahli sejak janis (1949), Berelson (1952)
sampai Lindzey dan Aronso (1968) tentang Content Anlysis, selalu menampilkan
tiga syarat, yaitu: objektivitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi.
Analisis isi sering digunakan dalam
analisis-analisis verifikasi. Cara kerja atau logika analisis data ini
sesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kuantitatif. Peneliti memulai
analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasikan
data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi dengan
teknik analisis yang tertentu pula.Secara lebih jelas, alur analisis dengan
menggunakan Teknik Content Analysis.